Senin, 19 September 2022

Pengembangan Profesi Guru Sejarah

Dalam perkembangannya guru memang harus bisa menjadi teladan yang baik dan bisa mengajarkan sesuatu dengan mudah dan dapat dipahami. Usaha yang dilakukan guru agar membuat muridnya mengerti dengan apa yang jelaskannya, bisa disebut kemampuan guru. Guru pada akhirnya dapat melakukan kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran yang bagus akan menimbulkan efek yang bagus juga, yang mana pembelajaran sendiri pada dasarnya upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Hal yang diperlukan dalam menetapkan bahan adalah kemampuan guru memilih bahan yang akan diberikan pada siswa. Guru harus memilih bahan mana yang perlu diberikan dan mana yang tidak perlu. Dalam menetapkan pilihan tersebut untuk memperhatikan: (Nana Sudjana, 1989:70)

a.       Tujuan pengajaran

b.      Urgensi bahan

c.       Tuntutan kurikulum

d.      Nilai kegunaan

e.       Terbatasnya sumber bahan

Akan tetapi bila dikaitkan dengan pembelajaran sejarah, dari penuturan diatas kendala yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah adalah terbatasnya sumber bahan, tuntutan kurikulum yang banyak dan kurang sesuai dengan fasilitas dan sumber yang ada. Guru tentunya sudah berusaha untuk mendapatkan sumber dan media untuk pengajaran, akan tetapi kendalanya ada pada terbatasnya buku pegangan untuk siswa. Sehingga dalam prose belajar mengajar siswa hanya bisa mendengarkan materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya, yang membuat sejarah itu terlihat membosankan karena hanya mendengarkan cerita dan cerita tanpa bisa meliat kejadian sejarah maupun ketempat-tempat yang bersejarah

Menurut Gagne & Brig mengemukakan bahwa pengajaran bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan adanya kemampuan guru yang dimiliki tentang dasar-dasar mengajar yang baik. Instruction is the means employed by teacher, designer of metarials, curriculum specialist, and promote whose purpose is to develop and organized plan top promote learning (Gagne & Brig 1979: 19, dalam buku Proses Belajar Mengajar di Sekolah )

Permasalahan yang dihadapi guru sejarah sendiri bahwa pembelajaran ini materinya kurang menarik dan juga terbatasnya media pembelajaran membuat ini menjadi permasalahan yang pelik. Tetapi dengan begitu guru harus bisa berkembang dan lebih kreatif untuk bisa menghadapi masalah tersebut. Jadi dengan kata lain tidak henti berkembang atau belajar lagi walaupun sudah menjadi guru.

Pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar yang didalamnya mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat kaitannya dengan masa kini (I Gde Widja, 1989: 23)

Sesuai dengan pendapat tersebut, maka guru harus memberikan masukan yang bagus bagi muridnya agar murid tidak terjebak dengan kisah masa lalu yang tidak dapat bermakna serta cuma diajarkan sebatas tau saja tanpa adanya nilai-nilai kehidupan. Makna pembelajaran itu sangat penting guna kemajuan peserta didik dalam memahami sebuah peristiwa dan dapatnya ketertarikan siswa dalam menerima pembelajaran tersebut.

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), khususnya sejarah, sering dianggap sebagai pelajaran hafalan dan membosankan. Pembelajaran ini dianggap tidak lebih dari rangkaian angka tahun dan urutan peristiwa yang harus diingat kemudian diungkap kembali saat menjawab soal-soal ujian. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, karena masih terjadi sampai sekarang. Pembelajaran sejarah yang selama ini terjadi di sekolah-sekolah dirasakan kering dan membosankan. Menurut cara pandang Pedagogy Kritis, pembelajaran sejarah seperti ini dianggap lebih banyak memenuhi hasrat dominan grup seperti rezim yang berkuasa, kelompok elit, pengembang kurikulum dan lain-lain, sehingga mengabaikan peran siswa sebagai pelaku sejarah zamannnya (Anggara, 2007:101).

Pengembangan profesi pendidik (guru) dan/atau tenaga kependidikan (pengawas) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dan/atau pengawas dalam rangka pengalaman ilmu dan pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk meningkatkan mutu bagi proses belajar mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya maupun dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan dan kebudayaan. (Trianto, 2010: 77)

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham kontruktivis yang mana pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. (Isjoni, 2009: 14)

Adapun beberapa manfaat media pembelajaran, antara lain: (1) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, (2) Meningkatkan kualitas hasil belajar, (3) proses pembelajaran lebih interaktif, (4) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar, (5) Efesien dalam waktu dan tenaga. Jadi koran bekas akan bermanfaat bagi siswa dalam proses pembelajaran sebab banyak gambar atau pun informasi yang bisa dimanfaatkan sesuai materi yang dibahas. (Rahadi, 2003:13)

Kita dapat melihat bahwa dengan adanya MGMP para guru sejarah merasa sangat terbantu, dalam melakukan pembaharuan metode maupun perangkat mengajar yang kemudian akan disampaikan pada para siswa.

Manfaat yang diharapkan dari diadakanya MGMP adalah sebagai berikut:

a.       Manfaat Teoritis (Bagi Pengembangan Keilmuan) dapat menjadi

b.      Bahan kajian dan pengembangan keilmuan administrasi  pendidikan.

c.       Dapat memberikan stimulus terhadap manfaat forum MGMP terhadap profesionalisme guru.

d.      Manfaat Praktis (Bagi Pemimpin Pendidikan, Peneliti, dan Guru) menjadi masukan bagi pemimpin pendidikan dalam hal bagaimana meningkatkan profesionalisme guru melalui forum MGMP menjadi masukan bagi pemimpin pendidikan dalam hal bagaimana upaya-upaya yang memungkinkan dilakukan dalam meningkatkan profesionalisme guru yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan. menjadi masukan bagi peneliti di bidang pendidikan dalam hal bagaimana meningkatkan profesionalisme guru menjadi masukan bagi guru dalam hal bagaimana meningkatkan profesionalismenya.

MGMP menjadi salah satu alternatif paling tepat bagi guru sejarah untuk dapat merundingkan dan bertukar informasi antara guru lain demi perkembangan kemampuan mengajar guru sejarah. Tetapi ada pandangan seperti wawancara saya kepada seorang gurugi Siti Norhayah (Guru Sejarah SMAN 6 Banjarmasin) bagi beliau MGMP adalah tempat perselisihan pendapat antara guru muda dan guru senior dan menjadi tempat “menggosip” bagi para guru, “Ya, tapi saya berhenti mengikuti MGMP dari tahun 2010 karena usia yang udah cukup tua jadi sering  berbeda pendapat antara guru muda dengan saya …..Biasanya membicarakan mengenai perangkat belajar dan sisanya banyak menggosip, itulah salah satu alasan saya males lagi ikut MGMP”.

Pembelajaran sejarah yang di anggap membosankan dikarenakan media dan kemampuan guru dalam memberi materi sejarah menjadi menyenangkan harus segera di atasi, yaitu dengan caramelakukan kajian ilmiah terhadap masalah pembelajaran sejarah, misalnya dengan menyusun ‘’Penelitian Tindakan Kelas (PTK)’’. Dengan seringnya guru melakukan kajian ilmiah dengan menyusun PTK diharapkan guru dapat mengevalusi pembelajaran dan dan dapat memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran berikutnya agar pembelajaran sejarah menjadi menarik minat siswa. “sekitar tahun 2010 pernah tapi untuk baru-baru ini ketika kurikulum sudah jadi K-13, belum sempat” ungkap Siti Norhayah.

Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti di arahkan pada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan tercapai. (Zainuri, 1997:46).

Dengan seringnya guru melakukan kajian ilmiah dengan menyusun PTK diharapkan guru dapat mengevalusi pembelajaran dan dapat memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran berikutnya agar pembelajaran sejarah menjadi menarik minat siswa.

Kurikulum itu memang idealnya harus terus diperbaharui setiap periode tertentu. Perubahan kurikulum jangan menjadi kendala dalam mengajarkan sejarah karena kurikulum merupakan pedoman yang bisa dugunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pendidikan. Perubahan kurikulum jangan dijadikan beban dalam mengajarkan sejarah karena kurikulum selalu berubah. Dengan adanya kurikulum terbaru ini pembelajaran sejarah dapat diinovasi agar lebih menarik dan tidak membosankan. Media film menjadi salah satu unsur usaha dalam penyampaian materi dengan adanya LCD seiring perkembangan zaman maka, gaya penyampaian pun harusnya mudah dan kreatif lagi. Memperbanyak kegiatan seperti mengikuti diklat mungkin akan berpengaruh juga terhadap cara mengajar.

Guru harus kreatif dalam mengahadapi keterbatasan media pemebelajaran. Kita sebagai guru maupun para calon guru dapat menyediakan media sendiri atau membuat media sendiri, misalnya dengan membuat alat peraga permainan dengan materi sejarah yang diajarkanya, selain hal tersebut dapat juga menggunakan debat, diskusi, dan presentasi. Keterbatasana materi dapat disiasati dengan mencari media melalui internet sehingga peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan. Dalam pendaanpun lebih baik di atur dan di jaga bersama agar tidak adanya penyelewengan dan tetap teraah untuk kepentingan pendidikan.


Profil Diri

 

Nama                                      : Badriannur

Tempat, tanggal lahir           : Banjarmasin, 03 September 1994

Alamat rumah                       : Jl. Jahri Saleh Komp. PCVRI Banjarmasin

Email                                      : badriannurspd39@guru.smk.belajar.id  

Warga Negara                       : Indonesia

Agama                                    : Islam

Pendidikan     : 2001-2006  SD Negeri Sungai Jingah 4 Banjarmasin     

                          2006-2009  SMP Negeri 7 Banjarmasin                           

                          2009-2012  SMA Negeri 5 Banjarmasin                           

                          2012-2016  Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Pengalaman Organisasi

Organisasi      :   MPK SMA Negeri 5 Banjarmasin Thn 2010-2011,

                            PASKIBRA SMA Negeri 5 Banjarmasin Thn 2009- 2011,

                            MPA HIMASE FKIP ULM Banjarmasin Thn 2012-2013,

     Ikatan Himpunan Mahasiswa Sejarah Se-Indonesia (IKAHIMSI)    Thn 2013-2015


Pengembangan Profesi Guru Sejarah

Dalam perkembangannya guru memang harus bisa menjadi teladan yang baik dan bisa mengajarkan sesuatu dengan mudah dan dapat dipahami. Usaha y...